Santri, Ikan, dan Kiai

Seorang santri sedang membersihkan akuarium Kiainya, ia memandang ikan arwana merah dengan takjub.

Tak sadar Kiainya sudah berada di belakangnya. "Kamu tahu berapa harga ikan itu?" tanya sang Kiai.
"Tidak tahu," jawab si santri.

"Coba tawarkan kepada tetangga sebelah!" perintah sang Kiai.

Ia memfoto ikan itu dan menawarkan ke tetangga. Kemudian kembali menghadap sang Kiai.

"Ditawar berapa nak?" tanya sang Kiai.
"50.000 Rupiah Kiai," jawab si santri mantap.

"Coba tawarkan ke toko ikan hias!" perintah sang Kiai lagi..
"Baiklah Kiai," jawab si santri.

Kemudian ia beranjak ke toko ikan hias.

"Berapa ia menawar ikan itu?" tanya sang Kiai.
"800.000 rupiah Kiai," jawab si santri dengan gembira, ia mengira sang Kiai akan melepas ikan itu.

"sekarang coba tawarkan ke si fulan, bawa ini sebagai bukti bahwa ikan itu sudah pernah ikut lomba," perintah sang Kiai lagi.
"Baik Kiai," jawab si santri.

Kemudian ia pergi menemui si fulan yang dikatakan gurunya. Setelah selesai, ia pulang menghadap sang guru.

"Berapa ia menawar ikannya?"
"50 juta rupiah Kiai."

Ia terkejut sendiri menyaksikan harga satu ikan  yang bisa berbeda-beda.

"Nak, aku sedang mengajarkan kepadamu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat."

"Oleh karena itu, jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah karena tidak ada yang menghargaimu. Mereka yang mengetahui nilai kamu itulah yang akan selalu menghargaimu."

كُلُّنَا اَشْخَاصٌ عَادِيٌّ فِي نَظْرِ مَنْ لاَ يَعْرِفُنَا
Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ رَائِعُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَفْهَمُنَا
Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مُمَيِّزُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يُحِبُّنَا
Kita istimewa dalam penglihatan orang-orang yang mencintai kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مَغْرُوْرُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْسُدُنَا
Kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kedengkian terhadap kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ سَيِّئُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْقِدُ عَلَيْنَا
Kita adalah orang-orang jahat di dalam tatapan orang-orang yang iri akan kita.

لِكُلِّ شَخْصٍ نَظْرَتُهُ، فَلاَ تَتْعَبْ نَفْسَكَ لِتُحْسِنَ عِنْدَ الآخَرِيْنَ
Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing-masing, maka tak usah berlelah-lelah agar tampak baik di mata orang lain.

يَكْفِيْكَ رِضَا اللّٰهُ عَنْكَ ، رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَك
Cukuplah dengan rida Allah bagi kita, sungguh mencari rida manusia adalah tujuan yang takkan pernah tergapai.

وَرِضَا اللّٰهُ غَايَةٌ لاَ تُتْرَك ، فَاتْرُكْ مَا لاَ يُدْرَكْ ، وَاَدْرِكْ مَا لاَ يُتْرَكْ
Sedangkan Rida Allah, destinasi yang pasti sampai, maka tinggalkan segala upaya mencari keridaan manusia, dan fokus saja pada rida Allah. ان شاء الله

#  Jumat, 10 Januari 2020M.

------
@GWA

Posting Komentar

0 Komentar