Tidak Ada Kata Pensiun

TENTANG PENSIUN.  Tadi dapat bacaan ini di group WA keluarga. Sangat menarik. Saya copas sebagian. Mudah-mudahan bermanfaat buat yang baca dan membutuhkan. Amin

-sruput kopi subuh-


JUDUL  TIDAK ADA KATA PENSIUN, UNTUK ...

Kebanyakan dari kita sudah terpola untuk berpikir :

  • Kita ingin hidup di zone nyaman,
  • ingin hidup tenang di hari tua, duduk-duduk tanpa beban, hanya bermain dengan cucu, reunian jalan-jalan ke sana ke mari.
  • Kita hanya berpikir menghabiskan masa tua hanya dengan shalat dan membaca Al-Qu'ran dari waktu ke waktu, tanpa kegiatan lain ...
  • Kita cenderung hanya ingin memikirkan diri sendiri. Makin tidak peduli dengan sesama. 
  • Kita merasa sudah saatnya untuk beristirahat.


Tidak ada yang salah dari itu semua ...

Itulah mindset kebanyakan dari kita. Setidaknya itulah fenomena yang terjadi di sekitar kita. 

Sehingga kita kehilangan gairah. 

Bahkan mungkin kehilangan arah .... 


Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab 

  •  Mau apa ... setelah pensiun?
  •  Mau ke mana ... setelah pensiun?
  •  Untuk apa ... setelah pensiun?


Adakah Islam/dien yang mulia ini mengajarkan pola pikir semacam itu tentang hari tua?

Alhamdulillah, Allah Ta'ala memberi jawaban dalam firmannya:

"Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras  (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah: 7 -  


Dalam Sirah Nabawiyah Rasulullah ﷺ memulai hidup baru di usia 40 tahun. Demikian pula sahabat-sahabat beliau, seperti, Abu Bakar Siddiq yang lebih muda 2,5 tahun. Di usia itu, Rasulullah dan para sahabat memasuki perjuangan baru, meninggalkan kenyamanan yang selama ini mereka rasakan. Harta, mereka infaqkan. Martabat manusia mereka perjuangkan. Bukannya bersantai dan stagnan, tapi mereka makin aktif dan dinamis. 

Di usia tua Rasulullah tidak sibuk dengan salat dan membaca Al-Qur'an saja.  Justru beliau makin aktif membina hubungan dengan sesama manusia. Membangun masyarakat madani (civil society) di Madinah.  Tidak hanya hubungan dengan Allah, tapi juga hubungan dengan manusia. Beliau makin bermasyarakat, makin terlibat dalam kehidupan sosial.  Hingga akhir hayat, Rasulullah ﷺ tidak pernah diam dan tidak juga ingin beristirahat. Beliau memimpin umatnya. Pensiun beliau Rasulullah ﷺ adalah KEMATIAN.

Begitu juga sahabat-sahabat Rasulullah yang lain. Mereka pensiunnya setelah wafat. 

Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, contohnya. (Silakan baca sirah sahabat) 


Manusia sukses/sebaik-baik manusia versi Islam adalah, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda: 

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” 

(HR. ath-Thabrani, dishahihkan al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîhah)

._

@gW, 23052022

Posting Komentar

0 Komentar